Pages

Friday, July 9, 2010

Home » , » TOKSOPLASMOSIS MENGANCAM KEHIDUPAN RAHIM WANITA

TOKSOPLASMOSIS MENGANCAM KEHIDUPAN RAHIM WANITA

toksoplasma
Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 40% wanita hamil pengidap Toxoplasma pada awal kehamilannya, janin yang dilahirkan akan terinfeksi, dan 15% mengalami abortus (kelahiran dini). Sedangkan bagi janin, tercatat 17% janin terinfeksi pada triwulan pertama, 24% pada triwulan kedua, dan 62% pada triwulan ketiga.

Infeksi yang terjadi selama di dalam kandungan (congenital) terjadi dengan cara parasit menembus plasenta ibu ke janin sehingga pada janin tersebut dapat mengakibatkan kelainan jantung, Hydrocephalus (kepala janin membesar berisi cairan), Retinochoroditis (radang pada retina dan koroid), dan Hepatosplenomegaly (pembesaran hati serta limpa).

 Toksoplasmosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Parasit ini merupakan golongan protozoa dan hidup di alam bebas serta bersifat parasit obligat. Toxoplasma gondii pertama kali ditemukan pada limpa dan hati hewan pengerat (Rodensia) Ctenodactyles gondii (gundi) di Sahara Afrika Utara.

Toxoplasma termasuk dalam phylum Apicomplexa, kelas Sporozoa, dan subkelas Coccidia. Genus Toxoplasma hanya terdiri dari satu spesies yaitu Toxoplasma gondii. Parasit ini memiliki sifat yang tidak umum dibandingkan dengan genus lain, diantaranya dapat menginfeksi inang antara dalam kisaran yang sangat luas (tidak bersifat host spesifik). Beberapa inang yang dapat terinfeksi antara lain, hewan berdarah panas, manusia, dan burung.

Di indonesia parasit Toxoplasma gondii tersebar luas dengan prevalensi zat anti Toxoplasma gondii pada manusia 2-63%, kucing 35-73%, anjing 75%, babi 11-36%, kambing 11-61%, dan sapi atau kerbau kurang dari 10%.

SIKLUS HIDUP
Dalam siklus hidupnya, kucing merupakan hospes definitive, terinfeksi parasit melalui memakan hewan pengerat yang berperan sebagai hospes intermediet. Kucing dapat terinfeksi Toxoplasma setelah menelan setidaknya satu dari tiga bentuk infektif parasit, yakni kista, ookista,atau takizoit. Siklus intraintestinal (dalam usus) akan terjadi bila kista yang terkandung dalam tubuh burung atau tikus (sebagai hospes perantara) tertelan oleh kucing pemangsanya.

Selanjutnya parasit menggandakan diri pada dinding usus dan menghasilkan ookista, yang terekskresi melalui kotoran kucing dalam waktu 2-3 minggu. Dalam jangka waktu 5 hari, ookista bersporulasi menjadi bentuk yang infeksius terhadap manusia dan jenis hewan lainnya. Ookista dapat tahan terhadap kondisi lingkungan, serta dapat bertahan pada tanah yang cukup lembab dan juga pasir dalam jangka waktu beberapa bulan. Selama siklus dalam usus berlangsung, sejumlah parasit Toxoplasma melakukan penetrasi pada dinding usus dan menggandakan diri menjadi takizoit. Tidak lama kemudian, bentuk ini akan keluar dari usus dan menyebar ke bagian tubuh lain (hati, jantung, limpa, dan otak) untuk memulai siklus di luar usus.

Hingga akhirnya sistem immune (kekebalan) kucing akan menghambat perkembangan bentuk infeksius ini, dan menyebabkan terkumpulnya bentuk bradzoit yang bersifat tidur pada jaringan otak dan otot. Kebanyakan bentuk kista akan tetap terdapat dalam tubuh hospes sepanjang hidupnya dalam keadaan tidur. Secara perlahan bentuk ini akan berubah menjadi bentuk kista dan menyebabkan infeksi kronik pada hospes perantara berupa mamalia termasuk manusia. Manusia dapat terinfeksi malalui masuknya ookista dalam makanan atau makanan daging hospes intermediet yang terinfeksi Toksoplasmosis

CARA PENULARAN
Melalui penjabaran siklus hidupnya diatas, dengan demikian, Toxoplasma ditularkan kemanusia melalui tiga cara, antara lain:
1. Kontak langsung dengan kotoran kucing yang telah terinfeksi Toxoplasma
2. Memakan daging mentah atau setengah matang, dan
3. Infeksi kandungan melalui plasanta ibu hamil ke janin

GEJALA KLINIS
Umumnya gejala klinis dari penderita Toksoplasmosis tidak spesifik dan bersifat individual. Gejala yang dapat ditemukan adalah pembesaran kelenjar getah bening di leher dan kepala, sakit otot, sakit di tenggorokan saat menelan, demam yang datang dan pergi, rasa tidak enak badan, dan tidak jarang gejala-gejala seperti itu hilang dengan sendirinya – dengan catatan, sistem kekebalan tubuh harus berada pada tingkat yang optimal --.

GEJALA KLINIS PADA WANITA HAMIL
Pada wanita hamil akan ditemukan gejala berupa abortus dengan anak yang dilahirkan terinfeksi mata, pembesaran hati dan limpa, kuning pada mata dan kulit, dan Pneumonia, Ensepalopati, dan diikuti kematian.
Sebanyak 90% bayi yang terinfeksi dapat lahir dengan normal namun 80%-90% bayi tersebut dapat menderita gangguan penglihatan sampai buta setelah beberapa bulan atau beberapa tahun setelah lahir, dan 10% diantaranya dapat mengalami gangguan pendengaran. 

Gejala ini banyak dijumpai setelah usia pubertas, misalnya adanya gangguan pada mata hingga terjadi kebutaan, kegagalan pada sistem saraf, gangguan pendengaran (bisu-tuli), demam, kuning akibat gangguan hati, erupsi kulit, dan gangguan pernafasan.

Gangguan fungsi saraf dapat mengakibatkan keterlambatan perkembangan psikomotor dalam bentuk Retardasi mental (gangguan kecerdasan maupun keterlambatan perkembangan bicara), serta kejang dan kekakuan yang akhirnya menimbulkan keterlambatan perkembangan motorik.

Infeksi pada bayi juga berpotensi menyebabkan cacat bawaan, terutama bila terjadi pada usia awal kehamilan awal sampai tiga bulan. Toxoplasma juga dapat menyebabkan Encephalus (tidak memiliki tulang tengkorak), Hydrocephalus (pembesaran kepala), dan bahkan kematian.

GEJALA KLINIS PADA WANITA  REPRODUKSI
Salah satu penyebab dari mandul atau lebih tepatnya dikatakan mengganggu kesuburan seorang wanita adalah diakibatkan oleh adanya parasit yang bernama “Toxoplasma gondii”.

Pertanyaan yang sering diajukan, mengapa menyebabkan mandul? Seperti yang telah dijabarkan dalam siklus hidupnya, di dalam tubuh, parasit ini akan merusak sel-sel yang berinti. Pada umumnya sel-sel tubuh adalah berinti, kecuali sel darah merah, sehingga sel telur pun ikut dirusak olehnya. Karena itu, bila seorang wanita dalam kurun waktu reproduksi terjangkit Toksoplasmosis, kesuburannya akan terganggu. Bisa saja wanita ini tidak mendapat keturunan, sehingga sering disangka mandul.

Pembuahan sebenarnya dapat pula terjadi, tetapi hasil konsepsinya karena juga merupakan sel berinti, dirusak oleh parasit ini. Hal tersebut dapat terjadi berulang-ulang. Diduga ada kaitannya dengan faktor imunologi, karena janin pada awal kehamilan sangat terbatas kemampuannnya untuk bertahan dari serangan infeksi.

GEJALA KLINIS PADA PENDERITA IMUNOCOMPROMISE
Pada penderita Imunocompromise, yakni penderita AIDS, kanker ataupun Transplantasi (pencangkokan) organ, gejala akan cepat terlihat, yaitu adanya gangguan sistem saraf, encepalitis, pembesaran Limfoglandula, gangguan mata, pendengaran, gangguan pernafasan dan jantung, dan angka kematian pada penderita tersebut cukup tinggi.

DIAGNOSIS
Diagnosis dari infeksi akut Toxoplasma dapat dilakukan melalui isolasi Toxoplasma gondii dari darah atau cairan-cairan tubuh. Skrining awal untuk diagnosis infeksi maternal umumnya dilakukan tes serologi menggunakan spesimen darah untuk melihat keberadaan IgG dan IgM spesifik terhadap Toxoplasma. Seseorang dinyatakan terinfeksi Toksoplasmosis jika di dalam darahnya terdeteksi IgM dan IgA antitoksoplasma positif. Bila indikasi infeksi positif, orang tersebut harus segera diberi penanganan sedini mungkin. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah dengan pemeriksaan USG untuk melihat adanya cairan berlebihan pada perut (Asites), pengapuran pada otak, serta pelebaran saluran cairan otak (Ventrikel) fetus.

PENCEGAHAN
Langkah paling bijaksana adalah mencegah penularan, dengan mewaspadai parasit tersebut. Beberapa upaya pencegahan sangatlah mutlak dilakukan agar dapat terhindar dari Toksoplasmosis, maka perlu untuk dapat menerapkan pola hidup sebagai berikut:
  1. Periksakan kucing atau binatang piaraan yang ada di rumah ke dokter hewan, untuk dapat mengetahui apakah binatang tersebut terinfeksi parasit Toxoplasma secara aktif atau tidak.
  2. Apabila kucing atau binatang piaraan tersebut berada pada masa aktif (sekitar 6 minggu), titipkanlah binatang piaraan tersebut pada tempat penitipan binatang piaraan.
  3. Jangan biarkan kucing memakan daging mentah, pergi ke luar rumah, berburu tikus atau burung, dan bermain dengan kucing lain.
  4. Jangan mengadakan kontak langsung, baik dengan kandang amupun kotoran hewan piaraan atau memakai sarung tangan jika tetap harus kontak dengan hewan piaraan.
  5. Hindari mengkonsumsi daging mentah atau minum susu yang belum disterilkan.
  6. Cuci sampai bersib sayuran dan buah-buahan sebelum dikonsumsi.
  7. Segeralah berobat ke dokter apabila terinfeksi parasit Toxoplasma.
  8. Membersihkan tangan dengan air dan sabun setelah mempersiapkan daging mentah untu di masak.
  9. Membuang kotoran kucing dari kandang kucing di tempat khusus atau membuat septic tank khusus kucing setiap hari untuk mencegah Ookista sporulasi.
  10. Melakukan disinfeksi kandang kucing dengan menggunakan air mendidih ataupun dengan sterilisasi 55°C. Perlu diingat bahwa disinfeksi dengan bahan kimia tidak menghancurkan Ookista. 
  11. Memasak daging sapi, kambing, dan lainnya dengan pemanasan internal 70°C (158°F) dengan sedikitnya 15-30 menit. Freezing, thawing, penggaraman, pengasapan ataupun pengasinan dapat menghancurkan Kista. Menghindari mengkonsumsi susu kambing yang tidak di pasteurisasi ataupun telur mentah.
  12. Simpan persediaan daging pada suhu minus 20°C selama 2 hari karena suhu ekstrim ini dapat menhambat Toxoplasma hidup dan berkembang biak.
Fotenote:
• Majalah al-Mawaddah. Edisi 1 Tahun ke-1. 1428/2007
• SUARA MERDEKA. Rubrik Sehat. Halaman 21. 3 Januari 2010

Artikel Terkait:

1 comment: